Rabu, 24 Februari 2016

Ngopi yuuukkk

Saya bukan pencinta kopi, bahkan toleransi tubuh saya dalam menyerap kafein cukup rendah. Jika orang lain bisa minum kopi bergelas-gelas dalam sehari, bagi saya cukup minum 1 gelas syrup kopi (kopi sachet) efek yg ditimbulkan bisa sampai 3 sd 4 hari lamanya. Tetapi bagi saya, kopi adalah salah satu minuman yang wajib dinikmati karena rasa yang beragam.

Pengalaman saya menikmati kopi cukup beragam, dari kopi tubruk di pedesaan sampai kopi yang disajikan oleh barista dan ahli kopi. Salah satu teman lama saya, kini sedang menekuni ilmu roasting biji kopi dan meminta saya untuk mencoba salah satu hasil roastingannya.

Kopi yang dihasilkan diberi merk “Olleto”, ada 3 jenis yang diproduksi olehnya yaitu Classic, Morning Spirit dan Misty Mountain. Ketiganya adalah Coffee Blend (campuran antara arabika dan robusta) yang dipilih khusus dari petani-petani kopi di seluruh Indonesia. Misi dari “Olleto” adalah bertumbuh dan memberikan manfaat lebih bagi petani-petani kopi di Indonesia

Saya memutuskan untuk membeli salah satu hasil roastingannya yang disimpan dalam bungkusan khusus yg tertutup rapat, namun aroma kopi yg tercium sangat wangi dan menggoda untuk segera dicicipi. Mungkin dikarenakan biji kopi tersebut baru selesai diroast sehingga aromanya masih terus keluar.
Packaging Olleto (credit to FB Iwan Setiawan)

Setelah saya diamkan dalam kantong selama 24 jam agar stabil aroma dan rasanya, saya mulai mencoba menyeduh kopi tersebut. Pertama dibuka, aromanya masih tercium dan terlihat hasil gilingannya medium. Saya baru bisa mengetest kopi dengan cara tubruk tanpa filter (ide bagus jika saya mulai membeli V60, vietnam drip, aero press, moka pot, dll sebagai variasi). Saat diseduh kopi langsung membentuk crema (buih kopi), dan aromanya lebih wangi daripada saat masih berbentuk serbuk.
Penampakan kopi tubruk Olleto

Setelah diaduk dan menunggu sebentar agar biji kopi turun ke dasar, saya mulai mencicipi dengan sendok. Rasa awalnya adalah pahit (bitter), diikuti dengan rasa air (watery) yang perlahan-lahan menghapus rasa pahit tersebut. Tidak ada rasa asam kopi yang tercecap dari kopi tersebut. Kemudian saya coba meminum/menyeruputnya, rasa yang dihasilkan sama tidak ada rasa asam kopinya. After tastenya dari kopi ini hanya rasa air yg memenuhi rongga mulut.

Meminum kopi ini mengingatkan saya akan suasana pedesaan di daerah kaki gunung bromo, jawa timur era tahun 90-an, saat itu pertama kali saya disuguhi kopi tubruk dan singkong bakar oleh kepala desa tempat saya dan teman-teman menginap sebelum mendaki ke Bromo dan Semeru. Saat itu saya baru merasakan nikmatnya rasa kopi tubruk yang mirip rasa kopi ini, sehingga membuat saya merindukan rasa singkong bakar yang menyertai minuman kopi tersebut.

Kopi yg saya minum adalah “Misty Mountain”, nama yang cocok seperti rasanya. Karena kabut di pegunungan muncul sangat pekat dan kemudian perlahan-lahan menghilang ketika hari cerah dan memunculkan keindahan alam sekitar. Bagi saya “Misty Mountain” ini cocok untuk memulai hari dengan baik dan sempurna. Thank you bro atas kesempatan untuk mencicipi kopinya :)

Yuuk kita mulai hari dengan kopi Indonesia :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar